Selamat Datang,....

Mari bergabung di Musikalisasi Puisi Palembang

TENTANG MUSIKALISASI PUISI

Foto saya
Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia
”Tanah” terbentuk ”begitu” saja. Bermula dari tawaran dari Eko Sulistianto kepada Witra Robbi Yanto (yang notabene pernah menjadi murid Eko Sulistianto ketika bersekolah di SMP; waktu itu Eko Sulistianto mengajarkan mata pelajaran Kesenian) untuk berkumpul menyalurkan minat terhadap musikalisasi puisi. Tawaran itu ditanggapi oleh Witra Robbi Yanto dengan menyampaikan tawaran itu kepada Juairiah Siregar (yang notabene adalah istri Witra Robbi Yanto; notabene pula merupakan murid Eko Sulistianto ketika bersekolah di SMA; waktu itu Eko Sulistianto mengajarkan mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, serta menjadi pembina kelompok musikalisasi puisi di SMA itu). Witra Robbi Yanto juga menyampaikan tawaran itu kepada Bambang Sugianto dan Densi (yang notebene keduanya adalah kolega Witra Robbi Yanto sesama guru di SMA tempat Eko Sulistianto pernah bertugas mengajar, dan sama-sama membina kelompok musikalisasi puisi di SMA itu).

10/12/09

IHWAL PUISI


Æ     Puisi adalah kata-kata yang padat bentuk dan padat makna
  • Bagi ”Tanah”, puisi merupakan ekspresi manusia yang mengandalkan seni memanfaatkan kata-kata untuk menyampaikan makna tertentu tentang hal tertentu. Penyampaian makna itu dilakukan dengan media kata-kata yang padat bentuk dan padat makna.
  • Bagi ”Tanah”, kata-kata yang merupakan media puisi dimaksimalkan peran kualitas estetiknya untuk mengekspresikan bukan hanya makna denotatif, melainkan juga untuk mengekspresikan makna konotatif.
  • Bagi ”Tanah”, kata-kata yang dituliskan dalam teks puisi dapat saja mendatar, menurun, melingkar, zig-zag, atau apa pun
Æ     Puisi adalah pengekspresian tema, rasa, nada, dan amanat
  • Bagi ”Tanah”, puisi adalah tema (sense), yaitu permasalahan/gagasan yang merupakan titik tolak penyair dalam menyusun cerita atau karya sastra tersebut, sekaligus merupakan permasalahan/gagasan yang ingin dipecahkan penyair dengan puisinya itu; berisi makna yang ingin disampaikan.
  • Bagi ”Tanah”, puisi adalah rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan/gagasan yang terkandung dalam puisi.
  • Bagi ”Tanah”, puisi adalah nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembaca puisi/pendengar puisi.
  • Bagi ”Tanah”, puisi adalah amanat  (intention), yaitu  pesan yang ingin disampaikan; berisi tujuan menulis puisi 
Æ     Puisi adalah diksi, imaji, kata nyata, majas, ritme dan rima
  • Bagi ”Tanah”, puisi adalah diksi (diction), yaitu pilihan kata (cara penyair mengungkapkan pikiran/perasaan tertentu yang ingin diungkapkannya dalam puisi melalui kata-kata yang dipilihnya untuk itu).
  • Bagi ”Tanah”, puisi adalah imaji (imagery), yaitu daya bayang (cara penyair membuat pembaca/pendengar puisi membayangkan pikiran/ perasaan tertentu yang ingin diungkapkan penyair dalam puisi).
  • Bagi ”Tanah”, puisi adalah kata nyata (the concrete word), yaitu kata-kata yang digunakan untuk menjelmakan imaji.
  • Bagi ”Tanah”, puisi adalah majas (figurative language), yaitu penggunaan bahasa yang ditujukan untuk membangkitkan perasaan tertentu.
  • Bagi ”Tanah”, puisi adalah ritme (rhythm), yaitu turun-naiknya irama secara teratur jika puisi dibacakan dan rima (rime) atau sajak, yaitu pola bunyi/persamaan bunyi pada bagian tertentu yang amat terasa jika puisi dibacakan

Æ     Puisi mengandung unsur musik
Puisi mengandung unsur musik sebab salah satu hal yang dipertimbangkan penyair ketika mencipta puisinya (jika puisi itu dirancang untuk ditampilkan dengan seni baca puisi) adalah ritme (rhythm), yaitu turun-naiknya irama secara teratur (akan terasa jika puisi dibacakan) dan rima (rime) atau sajak, yaitu pola bunyi/persamaan bunyi pada bagian tertentu (akan terasa jika puisi dibacakan)
  • Bagi ”Tanah”, unsur musik dalam puisi dibentuk oleh kata dan komposisi kata sehingga ”Tanah” cenderung memilih puisi yang mengandung kata-kata yang dapat mengeksplorasi unsur musik ketika disajikan dalam komposisi musikalisasi puisi.
  • Bagi ”Tanah”, ritme dalam puisi penting untuk membangun suasana dan menegaskan makna puisi.
  • Bagi ”Tanah”, rima dalam puisi penting untuk  membangun suasana musikal dalam puisi (jika puisi itu dibacakan).

Æ     Tidak semua puisi mengandung unsur musik yang dapat dieksplorasi secara optimal.
§     ”Tanah” mengedepankan puisi-puisi karya personal ”Tanah” sendiri (baik yang telah lama dibuat, maupun yang baru dibuat; baik yang ”didaur ulang”, maupun yang tidak ”didaur ulang”; baik karya individual, maupun karya bersama), tetapi ”Tanah” tidak mengharamkan diri menampilkan puisi karya orang lain (dengan secara tersurat memaklumatkan nama pencipta puisi itu); yang terpenting bagi ”Tanah” adalah puisi-puisi yang akan ditampilkan dalam komposisi musikalisasi puisi itu mengandung unsur-unsur musik yang memadai.

Tidak ada komentar: